Mycobacterium tuberculosis (M.TB) tetap menjadi penyebab utama Tuberkulosis (TBC) hingga saat ini. Bakteri ini, juga dikenal sebagai "tubercle bacillus", pertama kali diidentifikasi oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882, yang kemudian meraih Penghargaan Nobel dalam bidang Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1905 karena penemuan tersebut, sehingga dikenal sebagai "Koch's bacillus".
Mycobacterium tuberculosis (M.TB) memiliki bentuk batang lurus atau sedikit melengkung, tanpa spora atau kapsul. Dimensinya berkisar antara 0,3 hingga 0,6 μm lebar dan 1 hingga 4 μm panjangnya. Penularan M.TB terjadi melalui udara, ketika individu yang terinfeksi TBC paru batuk, bersin, atau berbicara, mengeluarkan percikan kecil atau droplet nucleus.
Struktur dinding sel M.TB sangat kompleks, terdiri dari lapisan lemak yang cukup tinggi (60%), membuatnya tahan terhadap asam. Ketika dilihat di bawah mikroskop, M.TB tetap terlihat, bahkan setelah proses pewarnaan, karena sifat tahan asamnya. Karena karakteristik ini, M.TB sering disebut sebagai Basil Tahan Asam (BTA) atau acid-fast bacilli (AFB).
M.TB adalah bakteri aerob, yang berarti mereka lebih suka tempat dengan tingkat oksigen yang tinggi, seperti bagian atas paru-paru. Namun, karena kandungan protein yang tinggi dalam strukturnya, M.TB mampu bertahan hidup dalam lingkungan yang bervariasi, bahkan dalam kondisi tekanan oksigen yang sangat rendah. Hal ini memungkinkan M.TB untuk tetap tidak aktif dalam tubuh dalam kondisi yang tidak optimal, dan dapat menjadi aktif kembali di kemudian hari jika sistem kekebalan tubuh menurun.
0 Komentar